Harga Minyak Indonesia Bisa Capai US$100
|
09.00 |
VIVAnews- Pemerintah mulai membuat skenario perubahan asumsi makro harga patokan minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price-ICP) dari sebelumnya hanya US$80 per barrel menjadi US$80-100 per barrel. Langkah ini untuk mengantisipasi gejolak harga minyak mentah dunia.
"Gejolak sosial politik dunia dapat menyebabkan harga minyak dunia meningkat, akibatnya ICP meningkat," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Z Saleh, dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 15 Maret 2011.
Menurut Darwin, gejolak politik dunia seperti yang terjadi di Mesir akan mempengaruhi produksi minyak bumi dan gas dunia. Disamping itu, harga minyak mentah Indonesia juga bakal dipengaruhi kondisi alam, peralatan produksi yang sudah tua, keterlambatan proyek, serta kendala perizinan.
Dengan kondisi tersebut, Kementerian ESDM menganggap asumsi makro Indonesia harus ditinjau ulang. Salah satu asumsi yang harus dievaluasi adalah harga rata-rata ICP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2011 yang ditetapkan sebesar US$80 per barrel.
Catatan Kementerian ESDM menunjukan harga minyak mentah di pasar dunia mulai mengalami kenaikan. Data perkembangan terakhir harga minyak dunia pada penutupan perdagangan di bursa minyak dunia tanggal 14 Maret 2011 menunjukan harga minyak mentah di WTI (Nymex) telah mencapai US$101,19 per barel, Brent London US$113,67 per barel, Platts Dubai US$106,35 per barel, dan Minas Sumatera Light Crude sebesar US$ 111,77 per barel
Sedangkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia sepanjang Januari hingga Maret 2011 juga relatif mengalami kenaikan. Pada Maret 2011, harga ICP untuk sementara bertahan di level US$113,03 per barel. Harga itu lebih sedikit lebih rendah dari ICP sepanjang bulan Februari yang mencapai US$103,31 per barel.
"Berdasarkan pertimbangan referensi di atas maka rata-rata ICP tahun 2011 diperkirakan pada kisaran US$80-100 per barrel," kata Darwin.
