Saham Semen Masih Layak Beli?

VIVAnews - Pelaku pasar diperkirakan akan berkonsetrasi pada saham-saham sektor infrastruktur semen pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat 18 Februari 2011. Namun, saham komoditas pertambangan sepertinya tetap diminati investor asing maupun lokal.
"Saya melihat saham semen dan pertambangan masih menjadi pendorong kenaikan bursa Indonesia. Begitu pula, saham consumer goods (barang konsumsi," kata Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang saat dihubungi di Jakarta.
Saham tersebut, dia menambahkan, merupakan saham-saham pendorong pembalikan arah (rebound) indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga mencapai level 3.434,38 pada transaksi kemarin, Kamis 17 Februari 2011.
Diketahui, sektor tambang menguat 11,95 poin (0,38 persen) ke level 3.096,32, infrastruktur naik 5,01 poin atau 0,66 persen di posisi 759.038, manufaktur menguat 9,98 poin atau 1,34 persen ke level 753.081, dan industri dasar terangkat 10,21 poin (2,93 persen) ke 357.538.
Edwin menuturkan, saham industri semen, berhasil naik akibat rencana perusahaan menaikkan harga produksi hingga tujuh persen seiring meningkatnya permintaan. Sedangkan, saham consumer good naik karena kuatnya data penjualan barang tahan lama seperti mobil dan motor.
Data penjualan kendaraan roda dua sepanjang Januari menunjukkan adanya kenaikan dibandingan bulan yang sama selama dua tahun terakhir. Per Januari, jumlah motor yang terjual sebesar 6.665.164 unit. Di mana, Astra International memegang 50 persen pangsa pasar penjualan sebesar 331.596 unit. Adapun penjualan kendaraan roda empat juga mengalami kenaikan dengan jumlah 73.849 unit.
Dia merekomendasikan saham pilihan hari ini adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Analis PT Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti juga berpendapat sama, saham ITMG dan PGAS berpotensi naik harganya hingga akhir pekan ini. "Dari sisi teknikal, kedua saham terlihat mendukung untuk naik," tuturnya.
Selain itu, dia menambahkan, kenaikan harga batu bara dan permintaan gas yang tinggi memberikan sentimen positif pada dua saham tersebut,
Gifar juga menyarankan, pelaku pasar mencermati saham dengan kode ASII dan INTP yang memiliki fundamental menjanjikan. Sebab, secara teknis masih berpotensi naik walau kisarannya terbatas. "Kalau saham semen lain, seperti SMGR sudah rawan profit taking (ambil untung) investor karena sudah jenuh beli," ujarnya.
Seperti diketahui, saham-saham unggulan seperti ASII dan ITMG berhasil menguat banyak dan menopang penguatan indeks pada penutupan perdagangan kemarin, setelah beberapa hari terakhir berfluktuasi cenderung melemah.
ASII menduduki posisi teratas saham penopang peningkatan indeks dengan kenaikan harga sebesar Rp1.700 atau 3,44 persen pada posisi Rp49.500, dengan transaksi mencapai 3.057 kali. Pada perdagangan Kamis, saham ini tidak seluruhnya terjadi transaksi (done), sehingga memiliki sisa penawaran beli tinggi (bid) mencapai 1.886 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 18.563 lot.
Saham ITMG berada di posisi kedua saham pendukung terangkatnya IHSG, karena menguat Rp1.450 (3,22 persen) ke level Rp46.350 dan ditransaksikan sebanyak 1.344 kali. Saham komoditas tambang ini mencatat kejadian transaksi mencapai 4.185 lot, sedangkan sisa penawaran beli hanya sebanyak 367 lot.
Berikutnya, INTP, tercatat ada dalam urutan tiga besar daftar efek yang menguat paling banyak pada perdagangan kemarin. Saham sektor semen ini menguat Rp600 atau 4,15 persen menjadi Rp15.050 dan diperdagangkan sebanyak 1.539 kali. Saham tersebut menyisakan sisa penawaran beli mencapai 1.151 lot, tetapi transaksi yang terjadi mencapai 18.521 lot.
Saham semen berikutnya, SMGR masuk dalam posisi empat saham penopang penguatan IHSG karena mengalami penguatan harga Rp300 (3,57 persen) di posisi Rp8.700, dengan transaksi hanya 988 kali. Saham ini mencatat sisa penawaran beli mencapai 8.979 lot dan terjadi transaksi sebanyak 19.939 lot.
Sementara itu, saham dengan kode PGAS bercokol di urutan 10 daftar saham yang mengalami peningkatan harga terbesa. Harga sahamnya naik sebesar Rp100 atau 2,58 persen menjadi Rp3.975, dengan transaksi sebanyak 1.726 kali. Saham berkapitalisasi pasar besar ini menyisakan penawaran beli sebanyak 30.691 lot dan terjadi transaksi mencapai 64.569 lot.