Menteri BUMN Terima Hasil IPO Garuda Sore Ini

VIVAnews - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, sore ini dijadwalkan akan menerima laporan dari manajemen PT Garuda Indonesia Tbk mengenai perkembangan proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Pertemuan tersebut untuk menerima laporan terakhir terkait rencana pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) besok, Jumat 11 Februari 2011.
"Hari ini saya akan menerima manajemen Garuda sekitar pukul 16.00-17.00 WIB," kata Mustafa usai menghadiri acara BUMN Forum di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis 10 Februari 2011.
Dia menjelaskan, selain dari manajemen Garuda, Kementerian BUMN juga akan menerima laporan dari penjamin pelaksana emisi (joint lead underwriter), dan stakeholder yang terkait IPO Garuda. Laporan terakhir itu untuk mengetahui posisi akhir hasil dari penawaran saham Garuda kepada publik, baik kepada investor ritel maupun institusi.
"Saya berharap kondisinya baik dan normal. Dan tentunya saya berharap dapat terserap oleh pasar," kata dia.
Mengenai proses penawaran umum saham, menurut dia, semua sudah dijalankan sesuai prosedur. Tim independen juga sudah bekerja untuk melihat bahwa semua proses telah berjalan sesuai ketentuan. "Masalah hasil, nanti sore atau besok saat listing pada pukul 09.30 WIB," katanya.
Ketika ditanya mengenai kabar yang menyatakan ada saham yang tidak terserap sekitar Rp1,5 triliun dan underwriter harus menyerap saham tersebut, Mustafa mengatakan, "Itu baru kabar. Oleh karena itu, saya ingin dapat laporan resmi nanti sore."
Dia menambahkan, berdasarkan laporan deputi menteri BUMN dan emiten, proses IPO sejauh ini masih berjalan normal. Mustafa juga enggan menanggapi kabar harga saham Garuda yang jatuh di pasar gelap.
Sementara itu, mengenai respons investor asing yang dikabarkan turun, Mustafa juga belum mengetahuinya. Apakah saat ini masih di bawah 20 persen atau sudah mendekati 20 persen. "Nanti kami tunggu berita dari mereka (underwriter dan Garuda)," ujarnya.
Pemerintah menjatahkan maksimal 20 persen saham Garuda untuk investor asing. Sedangkan porsi untuk investor ritel sebesar lima persen, Mustafa juga masih menunggu laporan detailnya. "Apakah nanti tercapai lima persen, nanti sore mudah-mudahan bisa dilaporkan," kata Mustafa
Mengenai data terakhir permintaan investor, apakah terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed), dia juga belum mengetahuinya. "Waktu itu kan oversubscribed 1,3 kali, sesudah itu bagaimana perkembangan, saya belum tahu," ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT Mandiri Sekuritas, Iman Rachman, mengatakan dirinya belum menerima data lengkap terkait hasil penawaran umum perdana saham Garuda tersebut. "Saya belum menerima datanya secara lengkap," kata dia kepada VIVAnews.com.
Direktur Utama PT Bahana Securities, Eko Yuliantoro, ketika dihubungi hanya mengatakan,"No comment dulu ya." Direktur Utama PT Danareksa, Edgar Ekaputra, juga belum mengangkat telepon selulernya ketika VIVAnews.com ingin meminta penjelasan.
Elisa Lumbantoruan, Direktur Strategi Korporasi dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, juga masih menggelar rapat internal ketika VIVAnews.com berusaha menghubunginya.
Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, dan Danareksa Sekuritas merupakan penjamin pelaksana emisi atau joint lead underwriter pelaksanaan IPO saham Garuda. Ketiga penjamin pelaksana emisi itu telah menyatakan kesanggupan penuh (full commitment) untuk membeli sisa saham Garuda yang ditawarkan dan tidak habis terjual.
Berdasarkan data prospektus IPO saham Garuda, masing-masing underwriter itu memiliki porsi penjaminan sebanyak 1,74 miliar saham senilai Rp1,3 triliun atau sekitar 27,49 persen.
Sementara itu, dalam proses IPO tersebut, Garuda melepas sebanyak 6,33 miliar saham atau sebesar 27,98 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum.
Porsi Garuda 4,4 miliar saham, sedangkan PT Bank Mandiri Tbk yang memiliki saham di Garuda sebanyak 1,93 miliar unit. Dari pelepasan saham Garuda tersebut, total dana yang dapat diraup sekitar Rp4,75 triliun.
Saham Garuda akan mulai diperdagangkan dan dicatatkan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Februari 2011.