Menperin Risau Kenaikan Suku Bunga Bank

VIVAnews - Menteri Perindustrian MS Hidayat merisaukan kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) akan diikuti kenaikan suku bunga kredit perbankan. Hal ini dikhawatirkan akan menggerus daya saing industri nasional.
Menperin mengharapkan suku bunga nasional bisa bersaing dengan negara lain. Sampai saat ini perbankan masih menggunakan suku bunga dua digit untuk industri nasional.
"Saya akan bertemu dengan Bank Indonesia," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 7 Februari 2011.
Menurutnya, selama ini perbankan mendapatkan spread (selisih suku bunga kredit dan deposito) yang jauh lebih besar dibandingkan negara lain. Tercatat, selisih bunga kredit perbankan nasional sebesar 5-6 persen atau lebih tinggi dibandingkan perbankan di luar negeri yang hanya mencapai 3 persen.
Hidayat menilai meski selama ini BI berupaya menurunkan spread yang masih lebar, namun suku bunga perbankan masih saja tinggi. Pihaknya mendesak agar perbankan nasional dapat lebih efisien menjalankan bisnisnya sehingga daya saing industri bisa terjaga.
Seperti diketahui, bank sentral menaikkan BI Rate 25 basis point menjadi 6,75 persen. Kenaikan itu dilakukan setelah 18 bulan BI Rate bertahan di level 6,5 persen. (hs)