Kawasan Ekonomi Jadi Sasaran Barang Impor

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Rabu, 23 Februari 2011

Kawasan Ekonomi Jadi Sasaran Barang Impor

VIVAnews - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengkhawatirkan masuknya barang-barang impor yang merembes ke pasar domestik lewat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Rembesan barang itu dikhawatirkan bakal merusak industri dalam negeri.

"Fungsi KEK harus dijaga untuk manufacturing, bukan trading yang tidak ada nilai tambah," kata Agus Martowardojo dalam rapat kerja gabungan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 23 Februari 2011.

Menurut Agus, kondisi penyelundupan barang di Indonesia saat ini sangat memprihatikan. Apalagi, terakhir muncul kasus barang selundupan yang telah diamankan aparat Bea Cukai, namun dapat direbut oleh oknum yang hingga saat ini belum ditindak aparat penegak hukum. "Ini berulang kali terjadi di wilayah Batam, Bintan, dan Karimun," katanya.

Menkeu mengingatkan, pengawasan terhadap industri yang beroperasi di KEK dan memperoleh sejumlah kemudahan dari pemerintah harus dilakukan secara optimal. Sebab, rembesan barang hanya akan menyebabkan adanya imbal dagang (countertrade) dari industri dalam negeri.

Insentif Belum Diminati
Menkeu juga mengatakan, sejumlah fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal yang selama ini diberikan pemerintah untuk mendorong percepatan pembangan KEK, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) belum sepenuhnya bisa mendorong investor menanamkan modalnya di wilayah-wilayah tersebut.

Minimnya minat investor tersebut, dia melanjutkan, karena perekonomian dunia saat ini sudah mengarah kepada perdagangan bebas antarkawasan. Langkah global tersebut menyebabkan banyak bea masuk produk impor yang tidak dikenakan bea.

Agus justru mengajak agar pemerintah daerah berkonsentrasi mengembangkan
pertumbuhan infrastruktur pendukung pengembangan KEK dan Kapet tersebut. Selan itu, pemda diajak untuk memberikan kemudahan perizinan, ketersediaan sumber daya manusia, serta akses pasar dan kepastian hukum.

"Dengan asumsi KEK berkembang sebagai alat ekonomi untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional, maka potential loss tidak akan terwujud karena ada pertumbuhan di sektor riil dan ini bermanfaat lebih besar dari pemberiaan intensif," ujar Agus.

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts