Jepang Pimpin Dunia Awasi Krisis Pangan

VIVAnews - Kelompok negara dengan skala ekonomi besar yang tergabung dalam G20 menunjuk Jepang sebagai koordinator untuk menindaklanjuti kajian-kajian dan penanganan masalah komoditas serta bahan pangan dunia.
"Nantinya Jepang akan melaporkan pada pertemuan G20 mendatang ataupun dalam persiapan pertemuan antar pemimpin negara," kata Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, di sela rapat kerja gabungan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 23 Februari 2011.
Menurut Agus, pertemuan G20 beberapa waktu lalu membicarakan mengenai masalah pangan dunia. Tidak hanya mengenai ketersediaan pangan, melainkan upaya mempersiapkan teknologi yang lebih baik guna meningkatkan produktivitas pangan.
Persoalan pangan lain yang dibahas, dia melanjutkan, adalah pemecahan masalah lahan, sumber daya manusia, kesiapan bibit, dan semua aspek yang terkait dengan pangan.
Salah satu poin penting yang dipelajari negara-negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia itu, menurut Agus, adalah kemungkinan untuk bekerja sama menghimpun dana untuk meningkatkan dan menstabilisasi kondisi pangan dunia.
Meski demikian, Menkeu mengatakan, seluruh inisiatif tersebut baru sebatas kajian yang harus menjadi inisiatif berskala internasional. Selain masalah pangan, G20 beberapa waktu lalu juga membahas mengenai ancaman energi yang dikaitkan dengan katahanan pangan dunia.
Sebelumnya, Bank Dunia mengungkapkan bahwa harga pangan di mancanegara kini berada dalam 'level yang berbahaya'. Tingginya harga pangan ini membuat sekitar 44 juta orang miskin di penjuru dunia kian melarat sejak Juni 2010.
Laporan Bank Dunia itu dimuat dalam jurnal edisi terbaru, Food Price Watch, yang dikutip stasiun berita BBC, Selasa 15 Februari 2011. Menurut jurnal itu, selama Oktober 2010 hingga Januari 211, harga pangan di tingkat global naik 15 persen.