Indeks Fluktuatif, Saham Apa yang Menarik?

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia disinyalir masih berfluktuatif. Namun, pelaku pasar diperkirakan akan berkonsentrasi pada saham barang-barang konsumsi (consumer goods) dan saham perbankan.
Dua sektor ini pada pekan lalu, unggul membawa IHSG menembus level 3.501 atau naik 1,95 poin. Terakhir, IHSG bercokol pada posisi ini pada 25 Januari 2011.
Head of Investments PT First State Investments, Hazrina Dewi, menilai saham berbasis consumer goods berpeluang menguat pada perdagangan hari ini, Selasa, 22 Februari 2011. "Lihat GGRM (PT Gudang Garam Tbk), mampu naik di saat saham-saham lain terkoreksi," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.
Dia mengakui, kenaikan harga rokok batangan perseroan rupanya tidak menjadi kendala bagi saham tersebut menguat di lantai bursa. Produsen rokok kretek ini diperdagangkan menguat Rp1.800 atau 5,03 persen pada posisi Rp37.550.
Hazrina juga memilih saham consumer goods lain seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Astra International Indonesia Tbk (ASII).
Data penjualan kendaraan beroda dua sepanjang Januari 2011 menunjukkan kenaikan dibandingan bulan yang sama selama dua tahun terakhir. Per Januari, jumlah motor yang terjual sebesar 665.164 unit. Astra memegang 50 persen pangsa pasar penjualan sebesar 331.596 unit. Adapun penjualan kendaraan roda empat juga mengalami kenaikan dengan jumlah 73.849 unit.
Sedangkan saham Unilever, kata dia, terbukti mampu bertahan di saat ekonomi sedang didera krisis, sehingga saham selalu diburu pelaku pasar.
Hazrina melanjutkan, saham sektor perbankan juga bakal menjadi pilihan. Terlihat saham sektor ini turut mendominasi pergerakan IHSG pada penutupan perdagangan kemarin. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham paling aktif diperdagangkan (ada di urutan tiga top frekuensi).
Data Bursa Efek Indonesia mencatat, saham berkode BMRI ini mencatat ditransaksikan sebanyak 2.843 kali. Harga saham juga terangkat Rp100 atau 1,69 persen ke level Rp6.000.
Begitu juga, kata dia, dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang selalu menarik minat beli para investor asing maupun lokal.
Adapun Kepala Riset PT Valbury Securities Nico Omer memilih saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) sebagai saham pilihan. "Perseroan berencana melipatgandakan kapasitas maupun pendapatan hingga 2014, daya beli masyarakat yang meningkat akan mendukung penjualannya," kata dia.
Seperti diketahui, saham dengan kode GGRM pada penutupan pedagangan kemarin menduduki posisi pertama saham penahan kejatuhan IHSG, dengan kenaikan harga sebesar Rp1.800 atau 5,03 persen pada posisi Rp37.550. Atau, tercatat di urutan delapan besar daftar efek yang paling banyak atau aktif ditransaksikan pada perdagangan Senin. GGRM bercokol di posisi delapan dengan frekuensi sebanyak 1.757 kali.
Pada perdagangan kemarin, saham rokok tersebut tidak seluruhnya terjadi transaksi (done), sehingga masih memiliki sisa penawaran beli tinggi (bid) yaitu mencapai 427 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 6.203 lot.
BBCA berada di posisi 13 saham menguat banyak dengan frekuensi sebanyak 774 kali atau berada pada urutan 33 saham paling aktif diperdagangkan. Harga sahamnya naik Rp100 (1,62 persen) menjadi Rp6.250. Saham bank tersebut menyisakan sisa penawaran beli mencapai 15.460 lot, dengan transaksi yang terjadi sebanyak 15.748 lot.
Sedangkan saham Bank Mandiri bercokol di urutan 15 pengontibusi penguatan IHSG, dengan saham yang ditransaksikan sebanyak 2.843 kali (ada di posisi ketiga saham teraktif). Harga saham juga terangkat Rp100 atau 1,69 persen ke level Rp6.000. Saham ini terjadi transaksi 195.437 lot, dengan sisa penawaran beli sebanyak 36.741 lot.
Sementara itu, saham dengan kode MYOR menempati posisi 71 saham paling banyak ditransaksikan dengan frekuensi tercatat 366 kali. Namun, harga saham melemah Rp100 (0,98 persen) menjadi Rp10.100, dengan menyisakan penawaran beli sebanyak 644 lot dan terjadi transaksi mencapai 1.105 lot.
Kemudian, saham Unilever berada di urutan 73 dalam daftar saham teraktif dengan transaksi hanya 304 kali. Harga sahamnya juga turun Rp50 atau 0,32 persen ke level Rp15.450. Saham ini ditransaksikan sebanyak 986 lot, dengan sisa penawaran beli mencapai 277 lot.
Sedangkan saham ASII berada di posisi 12 saham paling banyak ditransaksikan, karena mencatat frekuensi 1.446 kali, dengan harga saham melemah Rp950 (1,79 persen) menjadi Rp52.050. Saham ini menyisakan penawaran beli hanya sebanyak 552 lot dan terjadi transaksi mencapai 4.620 lot.