Saham Bank Pelat Merah Diincar Investor

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia diperkirakan masih mengalami tekanan jual. Namun, saham-saham perbankan, terutama saham bank pelat merah dinilai dapat melakukan perlawanan pada perdagangan hari ini, Rabu 12 Januari 2011.
IHSG pada perdagangan kemarin kembali ditutup turun, yaitu sebesar 23,42 poin (0,67 persen) ke level 3.455,13. Asing masih melakukan penjualan bersih (net selling) senilai Rp1,3 triliun dengan penjualan sebesar Rp3,6 triliun dan pembelian mencapai Rp2,3 triliun.
Analis PT Ekocapital Sekuritas Cece Ridwan memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) untuk perdagangan hari ini. "Bank Mandiri mungkin masih mengalami tekanan asing tapi masih diincar investor, karena berpotensi rebound (menguat lagi)," kata dia ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.
Pada perdagangan kemarin saham berkode BMRI mengalami koreksi sebesar 3,33 persen hingga turun ke level Rp 5.800. Koreksi tersebut merupakan yang terdalam sejak September 2010. Bank Mandiri sendiri saat ini tengah memproses right issue dengan target sebesar Rp14,4 triliun. "Ini kesempatan," kata dia.
Penerbitan right issue ini guna memperkuat struktur permodalan Bank Mandiri yang selanjutnya sesuai rencana akan digunakan guna mendukung pengembangan usaha dan pertumbuhan kredit.
Bank Mandiri memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp138,58 triliun dengan price to earning ratio (PER) pada 2011 diproyeksikan sebesar 11,6 kali dan price to book value (PBV) 2,9 kali.
Target harga saham tahun ini Rp7.800 per unit seiring sentimen rencana rights issue. Kisaran harga rights issue Bank Mandiri sebesar Rp4.500-6.150 per unit.
Ukie Jaya Mahendar, anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia juga menyarankan sebaiknya investor melakukan akumulasi beli saham-saham unggulan di sektor perbankan seperti BMRI dan BBRI. "Harganya sudah murah," kata dia.
Namun, ia mengakui, saham-saham papan atas di sektor tambang batu bara dan konsumer seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga layak beli. (umi)