Perkantoran Tumbuh Pesat di Luar Pusat Bisnis
VIVAnews - Pertumbuhan gedung-gedung baru untuk perkantoran di luar kawasan bisnis utama atau non Central Business District (CBD) Jakarta terus berkembang pesat.
Menurut riset Jones Lang LaSalle, hal itu disebabkan semakin mahalnya sewa kantor di CBD, sehingga membuat beberapa perusahaan lokal memindahkan kantornya.
Riset tersebut menunjukkan, pertumbuhan kantor di non CBD terus meningkat. Pertumbuhan permintaan kantor pada 2010 meningkat dua kali lipat, dari sekitar 25 ribu meter persegi (m2) menjadi 55 ribu m2. Hal itu mengakibatkan kenaikan harga sewa kantor di kawasan non CBD meningkat menjadi Rp105.000 meter per bulan.
Head of Research Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton sitorus, mengatakan untuk kawasan non CBD, tidak ada pengembang-pengembang yang mendominasi suatu kawasan. "Kebanyakan pengembang skala kecil hingga kelas menengah," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 28 Januari 2011.
Menurut Anton, tingkat okupansi kawasan perkantoran non CBD mencapai 85 persen. Kawasan-kawasan favorit perkantoran non CBD belum berubah dari kawasan sepanjang Jalan TB Simatupang (Jagakarsa-Pondok Indah), Kemayoran, MT Haryono, S Parman, dan By-Pass (Cawang-Tanjung Priok).
"Daerah By-Pass kebanyakan perusahaan industri, logistik, dan trading karena akses ke pelabuhan yang mudah," ujarnya.
Untuk proyeksi 2011, Anton melanjutkan, pertumbuhan baru kawasan perkantoran di non CBD meningkat hingga 96 persen. Hal itu membuat tingkat okupansi kantor menurun menjadi sekitar 82 persen. Namun, hal tersebut tidak membuat harga sewa di perkantoran non CBD turun.
"Gedung-gedung perkantoran baru untuk non CBD antara lain di kawasan Central Park dan Gandaria 8," ujarnya. (art)