Pemerintah Jamin Proyek PLTU Jateng Rp30 T

VIVAnews - PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) melakukan
penjaminan terhadap pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) dengan nilai investasi Rp30 triliun.
Direktur Utama PII, Sinthya Roesly, menjelaskan penjaminan ini sebagai
implementasi terbitnya Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur untuk Kerja Sama Pemerintah-Swasta (KPS) serta Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 260/PMK.011/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha.
"Ini momentum yang sangat penting. Dengan terbitnya Perpres memungkinkan proses penjaminan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia dapat segera dipercepat," kata Sinthya di Jakarta, Senin, 17 Januari 2011.
Sementara itu, Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Murtaqi Syamsudin, menyambut baik terbitnya Perpres dan PMK itu, sehingga PLN akan melanjutkan proses tender PLTU Jawa Tengah sesuai jadwal yang ditentukan.
"Diharapkan kontrak jual beli listrik antara PLN dan Independent Power Producer dapat ditandatangani pada pertengahan tahun ini, sehingga PLTU Jateng dapat beroperasi pada 2016," kata Murtaqi.
Menurut Murtaqi, proyek PLTU Jawa Tengah dibangun untuk meningkatkan
rasio elektrifikasi Indonesia yang baru 65 persen pada 2010. Pemilihan
lokasi pembangkit di Jawa Tengah didasarkan pertimbangan keseimbangan energi di Pulau Jawa. Opsi terbaik adalah di pantai utara Jawa Tengah di sekitar Pemalang.
PLTU Jawa Tengah ini nantinya akan menggunakan energi batu bara dan
direncanakan beroperasi pada 2016 dengan masa kontrak build operate
transfer (BOT) 25 tahun.
"Sepenuhnya swasta. PLN tinggal membeli listrik dari swasta. Saat masa
akhir kontrak baru diambil alih PLN," katanya.
Saat ini, terdapat tujuh perusahaan yang telah selesai melakukan pra kualifikasi pada November 2009. Perusahaan itu adalah Mitsubishi, Konsorsium China Yudean-CNTIC, Konsorsium of GDF Suez & J-Power, Konsorsium International Power & Mitsui, Marubeni, KEPCO, dan Guohua Electric Power Company (GEPC).
"Nanti akan dipilih satu yang melakukan penawaran paling murah sekitar
Juni 2011," katanya.