Harga Mandiri Rp5.000, Apa Komentar Analis?
VIVAnews - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) sebanyak 2,33 miliar saham. Harga saham rights issue bank pelat merah itu ditetapkan sebesar Rp5.000 per unit.
Namun, menurut analis PT BNI Securities, Asti Pohan, rights issue Bank Mandiri di harga Rp5.000 hanya memberikan diskon minim bila dibandingkan harga sahamnya di pasar sebelum dilakukannya aksi korporasi tersebut.
"Waktu sebelum rights issue, harga BMRI hanya bergerak di kisaran Rp5.400-5.600 per saham. Jadi, kalau ditawarkan Rp5.000, kan sedikit diskonnya," ujar Asti saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 27 Januari 2011.
Dia mengakui, bila saat ini harga saham Bank Mandiri bercokol di level Rp6.000, hal tersebut terpicu adanya penawaran umum terbatas yang dipublikasikan perseroan kemarin. "Beda dengan rights issue BNI (Bank Negara Indonesia) yang dipatok di harga Rp3.400, diskonnya cukup banyak karena harga di pasaran saat itu mencapai Rp4.800-5.000 per unit," kata Asti.
Sementara itu, Pardomuan Sihombing, kepala riset PT Recapital Securities berpendapat, rights issue BMRI di harga Rp5.000 terbilang murah. Terbukti, dalam dua hari terakhir harga sahamnya menguat terus. "Jadi, patokan harga yang dikeluarkan pemerintah direspons pelaku pasar cukup bagus," tuturnya.
Sementara itu, Robin Setiawan, analis sekuritas asing menuturkan, harga rights issue Rp5.000 cukup menarik. Karena, pemegang saham perseroan di pasar sekunder umumnya adalah investor asing, sehingga mereka akan menyerap penawaran yang dilontarkan perseroan.
"Apalagi, bila dilihat dari harga saat ini yang sudah mencapai Rp6.000, harganya cukup terdiskon," ujarnya.
Seperti diketahui, dari hasil rights issue, Bank Mandiri bakal meraup dana sebesar Rp11,68 triliun. Pelepasan 2,33 miliar saham baru itu bertujuan untuk menjaga rasio kecukupan modal dalam rangka mendukung pertumbuhan kredit perseroan hingga 2014.
Paska rights issue, porsi kepemilikan Negara Republik Indonesia akan menjadi 60 persen dari saat ini sebesar 66,73 persen. Sementara itu, saham publik akan menjadi 40 persen. (art)