Faisal: Kenapa Muncul Gayus-Gayus di Pajak

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 21 Januari 2011

Faisal: Kenapa Muncul Gayus-Gayus di Pajak

VIVAnews - Kasus-kasus "Gayus" akan terus terjadi sepanjang tidak ada audit eksternal atas penerimaan pajak negara. "Selama ini ditjen pajak 'kebal' audit eksternal," tulis ekonom Faisal Basri dalam akun twitternya, @faisalbasri, Kamis 20 Januari 2011.

Dia mengatakan, arogansi Ditjen Pajak tercermin dari slogan mereka, 'Bayar pajaknya, awasi penggunaannya.' "Mereka tak rela penerimaan pajaknya diawasi," tulis Faisal.

Untuk mendobrak tembok tebal itu, Badan Pemeriksa Keuangan mengajukan permohonan uji Undang-undang Pajak ke Mahkamah Konstitusi. Tapi MK tak mengabulkan. "Padahal, sistem dan praktik perpajakan kita masih ruwet. Urutan kemudahan bayar pajak no.130 di dunia. Makanya muncul Gayus-Gayus yang tawari bisa bantu."

Menurut Faisal, Menteri Keuangan dan Direktur Jenderal Pajak saat itu punya kesempatan emas untuk merobohkan tembok tebal itu. "Saya ingatkan mereka tentang peluang ini di MK," tulis Faisal lagi. "Tak boleh ada lembaga apa pun di negeri ini yang kebal atas audit eksteral. Karena kekuasaan berlebihan berpotensi besar disalahgunakan."

Faisal menjelaskan, Sri Mulyani dan Darmin Nasution turut kontribusi menjadikan Ditjen Pajak ini "kebal", sehingga membuat subur praktik model Gayus." Keduanya telah mensia-siakan kesempatan emas untuk membenahi Ditjen Pajak. Mereka kurang peka terhadap penguatan kelembagaan (institutions).

"Kita ributkan terus (soal) Gayus. Tapi akar-akar masalahnya tak kunjung disentuh. Saatnya kita melangkah dengan kuatkan pembangunan kelembagaan."

Faisal mengatakan bahwa pembenahan mendasar dan sistemik sangat mendesak. "Kita tentu merindukan penyelesaian tuntas dengan pembenahan sistemik. Hanya dengan begitu kita bisa bijak dengan belajar dari kesalahan," katanya.

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts