Negara Jadi Beli 7 Persen Saham Newmont?

VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mendukung sepenuhnya langkah Kementerian Keuangan mengambil 7 persen saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Kementerian Energi menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Negara BUMN untuk memilih perusahaan pemegang saham itu.
"Kami hanya menerima jawaban dari Menteri Keuangan, pemerintah berniat membeli saham itu," kata Menteri Energi Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh di Jakarta, Selasa 21 Desember 2010.
Darwin mengatakan, sebaiknya negara ikut memiliki saham perusahaan tambang emas dan tembaga di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat ini. Tidak hanya itu, negara, dalam hal ini pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus aktif dalam kepemilikan saham demi meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Namun, beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pengambilalihan ini akan dilakukan pemerintah pusat melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Tapi kapan waktunya, Agus belum bisa menjawab. "Prosesnya masih lama," katanya.
PIP merupakan lembaga yang investasi pemerintah pusat sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Menteri Keuangan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai kontrak karya, pemegang saham asing PT Newmont Nusa Tenggara wajib mendivestasikan hingga 51 persen saham ke pihak nasional secara bertahap hingga 2010. Karena 20 persen saham Newmont Nusa Tenggara saat berdiri telah dimiliki PT Pukuafu Indah, maka Newmont hanya wajib melepas 31 persen.
Divestasi itu dilakukan sejak 2006-2010, tiap tahun sebesar tujuh persen, kecuali pada 2006 yang hanya tiga persen. Saham divestasi 2006-2009 telah dibeli PT Multi Daerah Bersaing yang merupakan perusahaan patungan antara Pemda Nusa Tenggara Barat dengan PT Bumi Resources Minerals Tbk.
Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, proyek Batu Hijau milik Newmont Nusa Tenggara telah memproduksi 554 ribu oz atau sekitar 16,38 ton emas, dan 420 juta lbs (190 ribu ton) tembaga.
Proyek Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, memiliki cadangan 8,6 juta oz (2,5 ribu ton) emas dan 8,6 miliar lbs (3,9 juta ton) tembaga. Proyek Batu Hijau diestimasikan memiliki usia cadangan lebih dari 20 tahun.