Kenapa Harga Emas, Minyak & Pangan Melambung
VIVAnews - Harga komoditas terus melonjak sepanjang tahun ini. Kekurangan pasokan global dan kuatnya permintaan membuat harga terus terkerek, terutama pada paruh kedua tahun ini.
Seperti dikutip laman TheStreet, Selasa 28 Desember 2010, sejumlah analis menilai rally yang kuat merupakan dampak dari pelonggaran Federal Reserve yang kemudian memicu kekhawatiran inflasi, sehingga mendorong investor menambah komoditas bagi portofolio mereka.
Barclays Capital mencatat bahwa rally komoditas baru-baru ini bukan hanya karena pelemahan mata uang dolar AS. Indeks Komoditas Dow Jones-UBS, disesuaikan dengan nilai perdagangan tertimbang dolar, masih naik 13 persen sejak Juni.
Ahli pasar Jim Rogers untuk Marc Faber mengatakan bahwa saat ini dunia berada di tengah booming harga komoditas. Permintaan China dan India tumbuh ke tingkat yang belum pernah terjadi. Ini tidak hanya pada komoditas emas dan logam, tetapi juga pada makanan.
Barclays Capital memproyeksikan jumlah aktiva komoditas yang dikelola hingga akhir tahun mencapai US$340 miliar. Naik dari awal tahun sebesar US$270 miliar. Melonjaknya aktiva ini tidak lain karena peningkatan harga yang tinggi.
Barclays menyatakan, harga komoditas masih sangat tergantung pada permintaan China. Investor akan mengamati tindakan-tindakan pemerintah China dalam menekan inflasi mereka.
Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap lebih dari 300 investor institusi, termasuk hedge fund dan pengelola dana profesional, 69 persen responden mengatakan akan memulai atau meningkatkan eksposur terhadap komoditas selama tiga tahun ke depan.
Sekitar 60 persen mengatakan bahwa harga komoditas rata-rata tahunan kembali naik sekitar 6 - 10 persen pada 2011.
Kebanyakan investor mengaku mencari komoditas untuk diversifikasi portofolio. Tapi, 36 persen lain mengatakan membeli komoditas untuk keuntungan absolut.
Perdagangan Senin 27 Desember di New York, harga komoditas gandum untuk kontrak Maret turun 2,75 sen menetap di US$7,8025 per bushel. Harga jagung untuk kontrak Maret juga naik 1,25 sen menjadi US$5,1525 per bushel, dan kedelai naik 24,5 sen menjadi US$13,845 per bushel.
Sedangkan harga emas pengiriman Februari pada Senin kemarin naik US$2,40, menetap di US$1.382,90 per ons. Harga tembaga untuk pengiriman Maret naik 2,15 sen dan menetap di US$4,28 per pon. Serta harga perak turun 7,3 sen menjadi US$29,255 per ons.
Harga minyak mentah di bursa komoditas New York telah meningkat 20 persen sejak akhir September, dan menetap di atas US$91 per barel. Ini merupakan harga tertinggi dalam dua tahun terakhir. (hs)